Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Fachry Ali: PBNU Tak Boleh Terombang Ambing dalam Wacana Politik

Fachry Aly ,pengamat sosial keagamaan (ilustrasi) Berita24.com -  Fachry Aly sebagai pengamat sosial keagamaan mengatakan bahwa kasus pem...

Fachry Aly ,pengamat sosial keagamaan (ilustrasi) Fachry Aly ,pengamat sosial keagamaan (ilustrasi)

Berita24.com - Fachry Aly sebagai pengamat sosial keagamaan mengatakan bahwa kasus pembakaran bendera tauhid pada Hari Santri Nasional di Garut yang menuai banyak kontroversi  harus menjadi pembelajaran bagi PBNU. Kasus ini tentu harus menjadi pelajaran dan renungan bahwa perlunya organisasi kaum nahdiliyin ini bisa benar-benar kembali pada semangat Khittah 1926.

"Ada dua hal yang ingin saya sampaikan terkait soal pembakaran bendera itu. Pertama, PBNU harus bisa benar-benar menunjukkan kenetralannya dalam tarikan politik praktis. Tidak terseret arus ke sana-kemari. Untuk itu, seruan agar kembali ke Khittah 1926 yang telah ada itu harus benar-benar diwujudkan secara konkret,'' kata Fachry Ali, di Jakarta, (24/10).

Pembakaran Bendera


Kasus pembakaran bendera yang menuai banyak kontroversi  tentu menuai konsekuensi banyak hal pada kaum nahdiliyin pada umumnya dan Pengurus besar Nahdatul Ulama (PBNU).   ''Jadi ini yang kedua, apa pun alasannya terkait soal bendera itu, PB NU harus juga berperan aktif untuk mencegah terjadinya konflik sosial di masyarakat. Sebab, kalau ini terjadi, harganya sangat mahal dan terkira,'' katanya.

''Bukan hanya itu saja, kalau sampai terjadi konfilk sosial, demokrasi yang ingin kita sampaikan menjadi percuma. Bagi saya mencegah terjadinya konflik sosial lebih penting dari sekadar berdebat soal bendera itu milik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau itu bendera tauhid. PBNU harus secara jelas dapat menuntaskannya dengan baik dan tepat,'' ujar Fachry menegaskan.

Disamping itu, ia mengatakan bahwa bila kaum nahdiliyin sudah ada panduan yang jelas dari institusi kelembagaan resmi, seperti PBNU yang akan berdampak untuk penegasan sikapnya. Ini adalah upaya pencegahan agar publik tidak menjadi semacam jerami kering yang mudah terbakar oleh isu-isu yang tersebar  bahkan sampai usaha memercikan api konflik.

''Kasus ini benar-benar pelajaran mahal bagi segenap pengurus PBNU. Lembaga ini tak boleh terombang ambing dalam wacana politik. Kita semua harus cegah konflik sosial terjadi sedini mungkin,'' katanya menandaskan.

Yu persiapkan Beasiswamu di Kampus Terbaik Jakarta! klik disini

Penulis: Yani Suryani

Gambar: WartaPilihan.Com

Sumber: Republika.Com

Reponsive Ads