Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Wali Kota Sebut Audrey Siswi SMP yang Dianiaya Masih Trauma

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengungkapkan kondisi Audrey, siswi SMP korban pengeroyokan tiga siswi SMA mengalami trauma dan mendap...



Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengungkapkan kondisi Audrey, siswi SMP korban pengeroyokan tiga siswi SMA mengalami trauma dan mendapat pendampingan mental. Kondisi itu diketahui setelah Edi menjenguk Audrey pada Minggu (7/8) malam. 

"Terakhir minggu malam kondisinya Audrey masih trauma dengan kejadian yang dialami. Secara mental ada pendampingan dari dokter," kata Edi saat diwawancara CNNIndonesia TV, Rabu (10/4).

Audrey dirawat di Rumah Sakit setelah dikeroyok tiga siswi SMA pada Jumat 29 Maret 2019. Orang tuanya baru melaporkan kejadian ke pihak berwenang satu pekan kemudian atau pada Jumat, 5 April lalu.

Akibat pengeroyokan itu korban tak hanya mengalami trauma. Kata Edi, tim medis juga melakukan pemindaian (citiscan) di bagian kepala untuk memeriksa kepala korban dan organ-organ lain yang diduga mengalami benturan.

Edi mengaku telah berbicara dengan korban dan ibu korban. "Dan memang mereka masih perlu pendampingan," kata dia.

Kasus Audrey sempat viral di media sosial, bahkan jadi salah satu topik terpopuler di twitter pada Selasa (9/4) dengan tagar #JusticeForAudrey. 

Seorang warganet juga membuat petisi di laman change.org dengan judul 'KPAI dan KPPAD, Segera Berikan Keadilan untuk Audrey #JusticeForAudrey!'.

Edi menyatakan bakal terus mengawal hingga korban benar-benar pulih dan dapat kembali sekolah. 

Terkait proses hukum, Edi mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Dia juga sudah berkoordinasi dengan Kapolresta Pontianak untuk memastikan proses hukum berjalan dan kejadian serupa tak terulang di Pontianak.

Edi mengungkapkan polisi sudah memanggil beberapa saksi untuk diminta keterangan. Menurutnya proses hukum akan menempuh jalan terbaik dan menghasilkan efek jera untuk pelaku.

Audrey dikeroyok oleh tiga siswi SMA yang dibantu oleh sembilan siswi lainnya dari berbagai sekolah di Pontianak karena masalah asmara dan saling komentar di media sosial. 

Para pelaku menjemput Audrey di rumahnya pada 29 Maret lalu. Korban kemudian di bawa ke Jalan Sulawesi dan dianiaya di sana. Korban kembali dianiaya di Taman Akcaya.

Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar, Eka Nurhayati Ishak mengatakan berdasarkan aduan dari korban yang didampingi langsung oleh ibunya, korban mengalami kekerasan fisik dan psikis, seperti ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan ke aspal. 

"Dari pengakuan korban, pelaku utama penganiayaan ada tiga orang, sedangkan sembilan orang lainnya hanya sebagai penonton," kata Nurhayati seperti dilansir Antara.

Pengacara ternama Hotman Paris Hutapea meminta Presiden Joko Widodo mendorong aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus penganiayaan kepada Audrey. Menurut Hotman saat ini momen tepat bagi Jokowi untuk bicara soal Audrey.

"Hanya dengan satu kalimat apabila bapak presiden RI, Bapak Jokowi berbicara di televisi ada kasus Audrey Pontianak segera disidik dan ditangkap pelakunya, maka hukum cepat berjalan. Pak Jokowi this is the right time for you..." kata Hotman di akun Instagramnya. 

Hotman juga mengatakan bakal menyumbangkan seluruh honor yang baru diterimanya dari salah satu pesantren di Jombang, Jawa Timur, kepada korban. Sumbangan itu disebut Hotman sebagai awal dari perlawanan hukum dalam kasus Audrey.

Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini

Reponsive Ads